Silahkan dinikmati saja & berpikirlah positif karenna ccerita ini hanya untuk hiburan belaka. PERHATIAN!!! HANYA UNTUK 17 TAHUN KE ATAS....!!!!!
Cerita ini
berawal ketika aku memasuki bulan kedua kelas II di sebuah SLTP N di daerah
Jateng. Sebut saja aku Bujang, aku adik dua bersaudara lahir dari keturunan
Sumatera – Jawa. Dari keisengan ku sering memakai sepatu warna putih (di SLTP
ku sepatu harus warna hitam), aku sempat mau berkelahi dengan Guru BK ku
gara-gara sepatu putihku hadiah ulang tahunku harus dicat warna hitam.
Kakakku
adalah seorang preman di kotaku, jadi aku sedikit banyak menjadi anak yang
cenderung nakal. Suatu hari aku datangi guru BK ku kerumahnya, sampai dirumah
ternyata guruku sedang tidak di rumah, dan hanya istrinya yang berada di rumah.
Aku katakan maksudku, minta ganti rugi atas sepatu baruku. Dengan berlinang air
mata ternyata guruku sedang tertimpa musibah, orangtuanya sakit dan harus
dioperasi dengan biaya banyak. Dia mau melakukan apa saja asal aku tidak minta
ganti. Aku cium pipinya beberapa kali dan aku tinggalkan dia.
Dua tahun
kemudian aku lulus dan melanjutkan sekolah ke SMA di Jateng. Tak disangka istri
guruku yang dulu pernah aku cium, ternyata mengajar di SMA itu. Pada saat
pendaftaran aku langsung dipanggil masuk ke kantor, aku tak tahu ada apa, aku
hanya menurut saja.
“Masuk..
tidak usah sungkan-sungkan” katanya seraya menyilahkan aku duduk.
“Makasih..”
jawabku sekenanya.
“Nanti aku
tunggu di rumah jam 3 sore, kamu boleh pergi” katanya singkat.
Aku keluar
ruangan dengan pikiran tak menentu, ada apa sebenarnya. Aku jadi agak takut
juga. Sampai dirumahnya, aku hampir jam empat. Aku ketuk pintu dan dan saya
tunggu sambil duduk di teras rumah.
“Masuk..
tidak dikunci” jawabnya dari dalam, ternyata dia sudah tahu yang datang aku.
“Kenapa
terlambat, aku sudah hampir tak tahan nih !”, jawabnya sambil menyilakan aku
duduk di kursi tamunya.
Aku
terkejut melihat apa yang aku hadapi, ternyata dia tidak memakai pakaian
bawahnya hanya memakai kaos tanpa lengan dan sudah mulai memainkan “sesuatunya”
dengan vibrator/atau apa namanya aku kurang tahu. Sambil terus memasukkan dan
mengeluarkan alat itu sambil terus mendesah-desah. Aku jadi bingung harus
berbuat apa, baru aku mau berbalik keluar tanganku sudah dipegangnya.
“Berani
keluar, aku akan berteriak” ancamnya pelan namun pasti.
“Mau ibu
apa”, jawabku kaku, tak tahu harus bagaimana. Baru sekali ini aku menghadapi
seorang perempuan setengah telanjang.
Belum
sempat aku berpikir banyak, ditariknya tanganku menuju kamarnya. Seluruh
pakaiannya dia buka, dan dalam keadaan telanjang bulat aku disuruhnya
mempermainkan “barangnya”. Dengan agak takut-takut aku pegang miliknya, aku mainkan
dengan jariku. “Ssss… ssss… hhhh” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tak puas
dengan tangaku, dia minta aku menjilatinya, aku tolak tapi dia mengancam akan
berteriak. Terpaksa dengan agak sedikit perlahan aku dekatkan mukaku, terlihat
“sesuatu yang aneh” di usiaku yang ke 17 tahun lebih (aku beberapa kali tidak
naik kelas) aku baru sekali ini aku melihat “mm” dari dekat (karena aku
termasuk orang yang acuh terhadap perempuan, aku lebih banyak mengkonsumsi
obat-obatan daripada perempuan), bau tidak wajar antara enak dan tidak enak
langsung tercium, aku sampai mau muntah. Belum sempat mulutku sampai di
“barangnya” didorongnya kepalaku dengan dua tangannya, tak bisa mengelak
mulutku langsung beradu dengan memeknya. “Ssss… Ssss.. hhhh.” Lagi-lagi yang terdengar
hanya desahnya.
“Ayo
jilatin, kalau tidak awas kamu”, ancamnya lagi.
Aku hanya
bisa menurutinya. Tidak puas dengan itu, dengan disertai ancaman aku disuruhnya
tidur terlentang, dia bangkit, dan tahu-tahu duduk dimukaku. Dia gesek-gesekkan
memeknya dimukaku dan dimulutku. Sampai beberapa lama sampai aku sulit untuk
bernafas, tak sampai lima menit dia sudah mengerang tanda selesai, wajahku jadi
basah semua, dan dengan bau yang tidak enak. Dia bangun aku langsung bangun,
duduk dipinggir tempat tidur dan langsung muntah-muntah. Keluar semua isi
diperutku, termasuk minuman yang aku minum tadi.
“Maaf, aku
kurang kontrol tadi” katanya sambil memijit-mijit belakang leherku.
“Sudahlah..
aku mau ke kamar mandi dulu cuci muka”, kataku pelan sambil meninggalkannya
duduk sendiri di tempat tidur. Baru sekali ini aku muntah-muntah merasakan
sesuatu yang tidak enak dan asing.
Keluar dari
kamar mandi, aku sudah disambutnya dengan tawanya. Manis juga pikirku, tapi ini
calon guruku. Belum sempat aku berpikir jauh dia sudah memegang celanaku.
“Sudah
siap..” katanya.
“Siap
apa..”, kataku pelan.
“Masak
tidak pernah, atau mungkin pernah menonton” katanya lagi, sambil membuka semua
pakaianku.
Aku jadi
malu, dan mau lari saja rasanya. Tapi dia terus main ancam.
Tak berapa
lama aku sudah dalam keadaan telanjang bulat, dan dengan sigap dia sudah
memegang senjataku dan siap dimasukkan dimulutnya. Dia jilat, dikulum sampai
aku hanya bisa mendesah. Pelan-pelan senjataku bangkit. Baru aku tahu rasanya
enak, pantas dia juga tadi minta digitukan.
“Sssss
ahhhh sssss ahhhhhh” hanya itu yang bisa keluar dari mulutku, sambil tanganku
memegang kepalanya, agar tidak dilepaskan isapannya. Kurang dari tiga menit
terasa ada yang mau keluar dari mulutku, ssssss..ahhhhhhh, dan cret… cret…,
beberapa kali airku keluar di mulutnya.
“Baru kali
ini ya, kok sebentar sudah keluar, belum digoyang”, candanya tanpa malu-malu.
“Biasa untuk pertama kali, tapi nanti akan kuat juga lama kelamaan”, terangnya
sambil memelukku.
“Yya..” aku
hanya bisa mengangguk pelan.
Dituntunnya
aku ke kamar mandi, dibersihkannya senjataku, perlahan-lahan dengan teliti.
Terus kami ngobrol di kamarnya masih dalam keadaan telanjang bulat, tapi tubuh
kami dibalut selimut. Tak terasa kami ketiduran, dan bangun sudah malam sekitar
jam setengah sembilan. Belum sempat aku bangkit duduk, dia sudah mendekapku.
Diciumnya bibirku, dimasukkannya lidahnya di mulutku, aku hanya bisa membalas
walaupun agak sedikit canggung. Lama kami saling berciuman.
“Ayo hisap
lagi ya…” katanya manja setelah menjauhkan bibirnya dari bibirku.
Aku
langsung menjilati memeknya, ada rasa aneh dan enak yang tak bisa dilukiskan.
Ternyata setelah aku terangsang, pikiran kotor, bau, jijik, dan lainnya tidak
terasa. Aku hanya senang saja melakukannya. Esssssss.. ahhhhhh aaaaahhhh, hanya
itu yang terdengar.
“Gantian…”,
kataku pelan setelah agak lama aku mencumbu memeknya.
Tanpa
diminta lagi dia sudah memegang senjataku dan mengulumnya dengan buas. Saya
pegang kepalanya, aku dorong senjataku sedalam-dalamnya masuk dimulutnya. Dia
terbatuk-batuk sambil berbisik “kamu mau membalas saya ya…”. Aku hanya
tersenyum.
“Ayo
masukkan sayang …” katanya manja.
“Sssssss
ahhhhh, sudah tidak kuat nih” pintanya lagi setelah aku gantian lagi mencumbu
memeknya
Aku
masukkan senjataku kedalam lobang memeknya. Enak juga ya, kok aku dari dulu
tidak pernah tahu. Kugoyang Senjataku maju mundur sesuai permintaannya. Baru
beberapa kali goyangan sudah ada yang mau keluar dari Senjataku”. Crrrrrrret…
creeeeeeet, aku keluarkan airku di dalam memeknya. Setelah beristirahat, saya
goyang atau dia goyang saya malam itu beberapa kali sampai pagi, sampai
lama-kelamaan aku bisa bertahan agak lama, dan dia mulai senang dengan
permainanku.
Aku
diterima di SMA itu tanpa ada masalah, walaupun nilaiku sedikit. Aku diterima
dan diakukan sebagai anak kakanya. Dan itu pula sebabnya tidak ada yang curiga
aku terlihat sering ngobrol dengan dia. Dan kebetulan dia sambil menjadi
pembina pramuka. Kami jadi bebas, tidak ada yang curiga aku keluar malam dari tenda
waktu kemah, ngobrol sambil dilanjutkan dengan adegan ML. Seperti malam itu…
“Ayo sayang
…, lagi pengen nih” katanya padaku.
“Aku juga”
jawabku sekenanya.
Aku keluar
berjalan menuju sungai yang agak sedikit jauh dari tenda kami, diikuti guruku
dibelakangku.
Sampai di
sungai aku dudukan ibu guruku di semak-semak, sebelumnya aku sudah mencari alas
dari daun pisang ditepi sungai. Aku mulai memainkan tanganku dibali seragam
pramukanya. Aku remas-remas gunungnya, aku gelitik puncak gunungnya secara
terus menerus, sambil terus mulut kami saling beradu, bertukar air lir dan
saling berpangutan memainkan lidah kami masing-masing.
Tak puas
dengan itu, saya buka seragam pramukanya, terlihat gunungnya yang begitu
indahnya. Walaupun aku sudah seringkali mengulum, mencium dan mempermainkan
lidahku di atas gundukan daging kenyalnya, tapi aku tidak pernah merasakan
bosan. Aku gigit-gigit ujung daging kenyalnya, dia hanya bisa mendesah
ssssssss… ahhhhhh aaahhhh.. seperti yang biasa dia bisikan.
Aku
selipkan tanganku dibawah CD nya yang ternyata dia sudah mulai basah, aku
mainka tanganku disana. Aku pegang, aku usapkan seluruh telapak tanganku diatas
memeknya sampai ujung jari menyentuh lubang belakangnya. Aku masukkan jari
tengahku kedalam lubang memeknya. Dan dia hanya bisa mendesis, mendesah seperti
ular yang sedang mencari mangsa. Aku yang tadinya merasa agak kedinginan,
karena kebetulan kami kemah di atas sebuah bukit mulai agak merasakan panas
ditubuhku.
“Tolong
lepaskan pakaianku sayang ..”, pintaku sedikit manja sambil terus menerus
memainkan tiga jari tengah ku di lubang kewanitaannya, dan dua jariku yang
lainnya untuk menahan dan membuka daerah terlarangnya.
“Ssssssssss
aaahhhhhhhh aaaahhh ah…”, jawahnya mulai tak karuan. Tangannya mulai melepaskan
satu persatu pakaianku, hanya tertinggal CD nya saja. Dimasukkannya tangannya
kedalam CD ku, dia remas-remas bolaku seperti biasa yang ia sukai.
Dia pegang
senjataku dengan tangannya, sementara dia sudah mulai menarik kebawah CD ku
dengan tangan yang lainnya. Aku bangkit aku bersandar pada sebuah pohon, aku
tarik kepalanya menuju senjataku. Tanda diminta dia sudah biasa langsung bisa
mengulum, menjilat-jilat batang senjataku. Hampir setengah jam aku dibuai oleh
kenikmatan mulutnya di senjataku, aku tekan kepalanya terus setiap dia hendak
melepaskan kulumannya.
“Sayang …
aku sudah tidak kuat nih.. ahhhhhhhh”, rintihnya pelan.
“Gantian
dong…”, pintanya lagi.
Setelah dia
berhasil melepaskan kulumannya setelah aku menumpahkan beberaa tetes air ku
dimulutnya, karena aku sudah tak tahan.Saya lepaskan CD guru ku yang sudah
sangat basah itu, aku mulai memainkan kedua tangaku di daerah terlarangnya. Aku
buka dengan tanganku, dan saku masukkan tanganku yang satunya lagi dengan
perlahan-lahan, maju mundur, maju mundur dengan teratur.
“Ssssssss
ahhhh…” hanya itu yang terdengar diantara sayup-sayup suara angin berdesir.
“Enak
sayang …, ayo jilati dong”.
“Ayo sayang
… jilati aku dong”, pintanya lagi, setelah sekian lama di meminta tapi aku
masing memainkan tanganku di memeknya.
Aku
dekatkan wajahku ke memeknya dan mulai aku jilati sedikit demi sedikit. Mulai
dari atas, diatas bulu-bulu lembutnya, ke bawah sampai aku merasakan lidahku
menjilati sesuatu yang hangat, kenyal dan sedikit basah. Aku mainkan lidahku
didalam memeknya, dia pegang kepalaku, dia tekan, sampai mukaku menyentuh semua
permukaan kulit kemaluannya. Aku mainkan lidah ku teru, terus, dan terus sampai
aku terdengar suara erangan yang panjang si keheningan malam.
“Aaaahhhhh,
aaaaaahhhh, ahhh !.
Aku
bersihkan diriku, aku pakai kembali pakaianku dan pakaiannya sudah dipakai
pula. Aku berjalan bergandengan menuju kemahkami, sambil sekali-sekali bibir
kami saling bertemu, dan tersenyum puas. Sebelum sampai di perkemahan…
“Ayo
sayang, dimasukkan di sini…”, tiba-tiba senjataku yang masih lemas dipegangnya,
aku jadi terbangun.
Dan
senjataku mulai bangkit. Aku balas pegang kedua gunung kembarnya, aku selipkan
tanganku dari balik bajunya.
Beberapa
lama kami saling meraba, sampai akhirnya aku singkapkan roknya keatas, dan aku
lepaskan CD nya kebawah. Dengan tangan berpegangan di pohon, aku goyang guruku
dari belakang tanpa melepaskan celanaku. Aku goyang terus lama sekali.
“Ganti
aahhhhh, aku sudah pegal nih!, katanya.
“Yaaahhh “,
jawabku pendek, sambil melepaskan senjataku dari lubang memeknya.
Aku duduk
di bawah pohon, aku turunkan sedikit celanaku. Dia aku suruh duduk di atas
pangkuanku. Aku masukkan senjataku ke dalam lubang hangatnya. Dia bergerak naik
turun seirama nafasnya yang sudah tidak teratur lagi. Sampai akhirnya…
“Aku hampir
keluar …ahhhhhhhhh”, desahnya.
“Tahan
dulu, aku pingin yang lebih lama lagi…” jawabku.
“Aku tak
tahan … aaaaahhhhhh”, balasnya lagi.
“Aaaaahhhhhhhh,
cretttttt, aahhhhhh, creeett” desah kami berdua.
Aku cium
bibirnya, dengan lembut dan agak lama. Kami saling tersenyum puas. Aku bali ke
tendaku dan langsung ganti celana, kulihat teman-temanku sudah pada tidur
semua. Aku lihat jam, astaga sudah jam 2 lebih padahal barusan kami berdua
berangkat kesungai jam 9 malam. Berarti lama benar saya bermain di luar.
Perbuatanku
aku lakukan sampai aku lulus dari SMA itu tanpa ada seorangpun yang tahu.
Sampai akhirnya aku lulus dan sebagai tanda perpisahan kami, aku diajak dia
pergi keluar kota selama tiga hari. Dan aku lewatkan waktu itu dengan terus
memuaskan diri kami masing-masing.
Setelah
sekian lama berpisah, lima tahun sudah aku tidak bertemu. Kami kebetulan
bertemu di sebuah restoran. Sambil menangis dia peluk aku, aku cium keningnya,
terlihat orang-orang disekelilingku heran memandang perbuatan kami berdua,
karena terlihat seperti sepasang kekasih tetapi dilihat wajah kami jauh berbeda
(karena perbedaan usia).
Dia cerita
bahwa suami dan dua anak nya meninggal karena kecelakaan, beberapa tahun
setelah aku lulus sekolah. Dan suaminya sempat minta maaf dan berpesan bahwa dia
juga sudah memaafkan perbuatanku dan dia, sebetulnya suaminya tahu tapi dia
diam saja tidak pernah mengusik kami berdua. Dan baru saat itu pula, aku tahu
bahwa suaminya suka melakukan ML dengan kasar dan sering sambil memukulnya. Dan
dia memilikiku sebagai pelampiasan nafsunya tanpa ada rasa sakit di badannya.
Sejak saat
itu aku dan dia tinggal satu rumah dengan istriku, tanpa istriku tahu keadaan
yang sebenarnya. Istriku adalah teman sekelasku dulu, jadi dia pikir dia adalah
tanteku. Kami hidup bahagia tanpa harus mengulang perbuatan kami dulu yang
sering ML.
5 Response to "Nikmatnya Tubuh Guru BK"
Luar biasa
http://www.juragan.blog2an.com
http://www.bokepdo.blog2an.com
Aku pria orang jawa
buat cewek n tante yg cari pria simpanan hub 0813 6871 2420
Aku pria orang jawa
buat cewek n tante yg cari pria simpanan hub 0813 6871 2420
Posting Komentar