Silahkan dinikmati saja & berpikirlah positif karenna ccerita ini hanya untuk hiburan belaka. PERHATIAN!!! HANYA UNTUK 17 TAHUN KE ATAS....!!!!!
Aku adalah
wanita berumur 25 tahun, sekarang aku tinggal sendirian di rumahku yang
terletak di salah satu komplek yang disebut sebagian orang sebagai komplek
orang berduit di wilayah Jakarta. Aku adalah janda tanpa anak, suamiku telah
meninggal enam bulan yang lalu karena kecelakaan. Saat itu usia perkawinan kami
baru menginjak tahun kedua. Rumah yang kutempati ini adal
ah hadiah
perkawinan untukku, suamiku membeli rumah ini atas namaku. “Sebagai bukti
ketulusan sayangku padamu” katanya.
Rumah-rumah
di komplekku terbilang saling berjauhan karena masing-masing rumah memiliki
pekarangan yang luas. Hidup di Jakarta menyebabkan aku juga tidak begitu
mengenal tetanggaku. Kami masing-masing memiliki kehidupan sendiri-sendiri.
Sering aku
merasa kesepian tinggal sendiri di rumah ini, tapi aku tidak mau menggunakan
jasa pramuwisma, aku ingin mengerjakan pekerjaan rumahku sendiri. Alasanku pada
mama sih biar aku ada kesibukan di rumah, rasanya lebih enjoy kalau semua
dikerjakan sendiri.
Malam itu
aku pulang agak larut karena baru pulang dari acara ulang tahun temanku.
Setelah mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak lampu karena suasana
rumahku masih gelap. Aku berangkat dari tadi siang untuk bantu-bantu di acara
ulang tahun tersebut. Begitu lampu menyala, aku langsung menuju kamarku untuk
mengganti baju yang kotor.
Aku
melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yang
memang kusediakan di kamar untuk pakaian kotor. Sungguh aku sekarang telanjang
bulat. Aku merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa bebas walaupun ke
ruang tengah atau ke dapur dalam keadaan telanjang.
Aku masuk
ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Selesai mandi rasanya badanku terasa
segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sambil minum susu
hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada badanku, sambil mengeringkan rambutku
dengan kipas angin aku buka channel TV sana-sini. Acaranya tidak ada yang
menarik hatiku.
Iseng-iseng
aku menonton film BF koleksi suamiku. Aku pernah protes padanya karena dia menonton
film begituan. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia mencari style
bercinta untukku. Di film itu pria bule sedang mencumbu seorang wanita asia
yang kelihatannya begitu menikmati cumbuan dari pri bule. Aku sedikit
terangsang melihat adegan itu, seandainya suamiku masih ada….
Aku
melepaskan handuk yang melilit badanku, lalu mengelus-elus payudaraku sendiri
dengan lembut. Payudaraku memang tidak begitu besar, tapi suamiku selalu
memujiku dengan sebutan montok. Untuk urusan mengurus badan, aku memang agak
telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan kemulusan badan itu adalah harga
mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata yang
memperhatikan kegiatanku
Kuelus-elus
buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri
bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin
berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan.
Kali ini
bukan lagi belaian yang kulakukan, tapi aku sudah mulai melakukan remasan ke
buah dadaku. Kupilin-pilin puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus
selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir vaginaku, aku pun
merasakan darah yang mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada
biasanya.
Aku
terangsang sekali, liang vaginaku sudah dibanjiri oleh lendir yang keluar
membasahi bibir vaginaku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan
dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa
membendung gejolak dan hasratku yang semakin menggebu. Badanku melengkung
merasakan kenikmatan, kukangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan
telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir vaginaku sambil
menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif
menggosok-gosok klitorisku.
Kualihkan
jari tangan kananku ke arah lipatan vaginaku. Ujung jariku mengarah ke pintu
masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang vaginaku
sudah benar-benar basah oleh lendir yang licin hingga dengan mudahnya menyeruak
masuk ke dalam liang vaginaku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi
menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek
klitorisku.
Kukocokkan
jari tangan kananku keluar masuk liang vaginaku. Jari-jariku menyentuh dan
menggesek-gesek dinding vaginaku bagian dalam, ujung-ujung jariku menyentuh
G-spot, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan
tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.
Aku sudah
benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yang
rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera
mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi,
demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam vaginaku pun makin kupercepat
pula. Untuk menyongsong orgasmeku yang segera tiba, kurasakan kedutan bibir
vaginaku yang tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yang masih berada di
dalam liang senggamaku.
Bersamaan
dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yang keluar membasahi
dinding vaginaku. Aku serasa sedang kencing namun yang mengalir keluar lebih
kental berlendir, itulah cairan maniku yang mengalir deras.
“AHH……..”
aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa
badanku seperti lemas sekali.
Mataku
terpejam sambil menikmati rasa indah yang menjalar di sekujur badanku,
tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataku sedikit terbuka,
lalu…..
“ Diam atau
lehermu akan terluka.” Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku.
Jantungku rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yang menempelkan pisau ke
leherku, dan aku dalam keadaan telanjang……..
Aku terdiam
tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa
terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya jelalatan melihat tubuhku yang
tidak tertutup sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aku
sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke dalam rumah ini, dan apa yang akan mereka
lakukan. Segala macam perasaan dalam diriku saat itu.
“He.. he..
he… cantik, ijinkan aku untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam dalam
dirimu.” Lelaki itu duduk disampingku.
“Nah
cantik…. Sekarang Abang akan memuaskanmu.” Laki-laki yang memanggil dirinya
Abang kemudian dengan kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku.
Antara takut dan marah, aku masih berontak dan berusaha melawan. Kutendangkan
kakiku ke tubuhnya sekenanya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia sangat tangguh dan kuat
bagiku.
Lelaki itu
berpostur tinggi pula dan mengimbangi tinggiku, dan usianya yang aku rasa tidak
jauh beda dengan usia suamiku disertai dengan otot-otot lengannya yang nampak
gempal saat menahan tubuhku yang terus berontak.
Dia lalu
menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aku setengah dibantingkannya ke ranjang.
Dan aku benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aku
meraung, menangis dan berteriak sejadi-jadinya, tapi hanya terdengar gumaman
dari mulutku karena mereka membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aku
menyadari tidak ada gunanya lagi berontak maupun berteriak. Sesudah itu dia
tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha menenangkan aku,
dengan cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia berbisik dalam desahnya,
“Ayolah
cantik, jangan lagi memberontak. Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini
cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yang tahu mereka tidak akan berani
menggangu”.
Aku
berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir.
Laki-laki ini seakan-akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dengan
tersenyum dia benamkan wajahnya ke ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan
menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan kemudian pindah ke kiri.
Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya menjamah
dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku. Tangannya juga
meremas-remas susuku. Dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku.
Disini dia melakukannya mulai dengan lembut dan demikian penuh perasaan.
Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya yang demikian itu. Aku
terus berontak dalam geliat.. Tetapi aku bagaikan mangsa yang siap diterkam.
Aku
sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yang
tersumpal. Yang ada hanya air mataku yang meleleh deras. Aku memandang
ke-langit-langit kamar. Aku merasa sakit atas ketidak adilan yang sedang
kulakoni. Kini lelaki itu menatapku. Aku menghindari tatapan matanya. Dia
menciumi pipiku dan menjilat air mataku,
“Kamu
cantik banget….. ” dia berusaha menenangkanku.
Dia juga
menciumi tepian bibirku yang tersumpal. Tangannya meraba pahaku dan mulai
meraba-raba kulitku yang sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya.
Lelaki ini tahu kehalusan kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan mengelusinya
semakin lembut. Betapa aku dilanda perasaan malu yang amat sangat. Hanya
suamiku yang melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang lelaki asing
yang demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku.
Aku
merasakan betisku, pahaku kemudian gumpalan bokongku dirambati
tangan-tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat
hingga kurasakan nafasnya yang meniupkan angin ke selangkanganku. Lelaki itu
mulai menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku.
“ Ah…..”
Bukan main. Belum pernah ada seorangpun berbuat macam ini padaku. Juga tidak
begini suamiku selama ini. Aku tak kuasa menolak semua ini. Segala berontakku
kandas. Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku.
Lidah itu
sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan
berputar dan aku tergiring pada tepian samudra yang sangat mungkin akan menelan
dan menenggelamkan aku. Aku mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yang
sangat tak mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah lelaki ini seakan menjadi
seribu lidah. Seribu lidah lelaki ini menjalari semua bagian-bagian rahasiaku.
Seribu lidah lelaki inilah yang menyeretku ke tepian samudra kemudian menyeret
aku untuk tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri. Aku sedang jatuh dalam
lembah nikmat yang sangat dalam.. Aku sedang terseret dan tenggelam dalam
samudra nafsu birahiku. Aku sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku
yang telah enam bulan tidak terlampiaskan semenjak suamiku meninggal.
Dan saat
kombinasi lidah yang menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari
tangannya yang mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaku, aku
semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmatku. Isak tangisku terdiam, berganti
dengan desahan dari balik kain yang menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi
olahan bibir dan lidah dipadukan dengan bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada
kemaluanku, desahanku berganti dengan rintihan yang penuh derita nikmat birahi.
Laki-laki
itu tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan
dalam syahwatku.
“Ayolah,
sayang.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan aku…..”
Aku
mendesah dan merintih sangat histeris. Kulepaskan dengan liar derita nikmat
yang melandaku. Aku kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aku kembali
berteriak histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan air mata dan
berteriak histeris beserta gelinjang syahwatku. Aku meronta menjemput nikmat.
Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatku dalam irama nafsu birahi yang
menerjangku.
Aku tak
mampu mengendalikan diriku lagi. Aku bergoncang-goncang mengangkat pantatku
untuk mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yang amat sangat pada
kemaluanku dilanda nafsu birahi. Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah
lelaki ini membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar lupa diri.
“Masukin…
bang.. auh… aku gak tahan…..” aku mendesah tidak karuan. Akhirnya karena tak
mampu aku menahannya lagi aku merintih.
Rintihan
itu membuat lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih
bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut dengan pemerkosaku. Aku melumat
mulutnya. Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku benar-benar dilanda
gelombang syahwatku.
Aku
betul-betul tidak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan
diranjang. Dan kini aku benar-benar menunggu lelaki itu memasukkan kontolnya ke
kemaluanku pula. Aku benar-benar berharap karena sudah tidak tahan merasakan
badai birahiku yang demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di
tubuhku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang sama sekali diluar dugaanku. Aku
sama sekali tak menduga, karena memang aku tak pernah punya dugaan sebelumnya.
Kemaluan lelaki ini demikian gedenya.
Rasanya
ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop
ranjang ini. Yang akhirnya kulakukan adalah sedikit mengangkat kepalaku dan
berusaha melihat kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang
ambon gede dan panjang yang sedang dipaksakan untuk menembusi memekku. Aku
menjerit tertahan. Tak lagi aku sempat memandangnya.
Lelaki ini
sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya
di rongga mulutku sambil menekankan kontolnya untuk menguak bibir vaginaku.
Kini aku dihadapkan kenyataan betapa besar kontol di gerbang kemaluanku saat
ini. Aku sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba
merangsekkan lubang kemaluanku.Cairan-cairan kewanitaanku membantu kontol itu
memasuki kemaluanku.
“Blesek……..Blesek……….
Ohh…… Kenapa sangat nikmat begini…….. Oh aku sangat merindukan kenikmatan
ini…..” Aku semakin meracau.
Sensasi
cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar kontol lelaki ini
sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aku
rasanya terlempar melayang kelangit tujuh. Aku meliuk-liukkan tubuhku,
menggeliat-liat, meracau dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aku
bergoncang dan bergoyang tak karuan…. Orgasmeku dengan cepat menghampiri dan
menyambarku. Aku kelenger dalam kenikmatan tak terhingga.. Aku masih kelenger
saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk kemudian dengan semakin
dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan memuntahkan cairan panas
dalam rongga kemaluanku.
“Auh……….
AHH…… “ aku menjerit merasakan gelombang-gelombang listrik kenikmatan menjalar
di sekujur tubuhku.
Kami
langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku tak merasa menyesal, tak merasa
khawatir, tak merasa takut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan yang sangat
longgar. Aku merasakan seakan menerima sesuatu yang sangat aku rindukan selama
ini. Apakah aku memang hipersex atau memang karena lelaki ini memang tangguh
dan pandai bercinta. Ah aku tidak mau berfikir lagi.. Akupun tertidur
kelelahan.
Besok pagi
aku terbangun dengan badan sedikit pegal-pegal. Tidak ada tanda-tanda dia masih
ada di rumah. Dan kuperiksa tidak ada barang yang hilang. Apakah dia memang
datang untuk memperkosaku?…. kadang-kadang aku masih inigin melakukan hal yang
sama. Aku merindukan kontolnya yang telah membuatku mencapai kenikmatan
tertinggi dalam bercinta. Dimanakah kamu………
1 Response to "Diperkosa Di Rumah Sendiri"
VIMAX PEMBESAR PENIS CANADA
Bikin Penis Besar, Panjang, Kuat, Keras, Dengan Hasil Permanent
isi 30 cpsl Untuk 1Bulan Hanya.500.000;
Promo 3 Botol Hanya.1.000.000;
ANEKA OBAT KUAT EREKSI DAN T.LAMA
PERANGSANG WANITA SPONTAN
( Cair / Tablet / Serbuk / Cream) 5Menit Reaksi Patent.
Sangat Cocok Untuk Wanita Monopouse/ Kurang Gairah.
ANEKA COSMETIK BERKWALITAS TERBAIK
( Pelangsing Badan, Pemutih Muka & Badan, Flek Hitam,
Jerawat Membandel, Gemuk Badan, Cream Payudara,
Obat Mata Min/ Plus, Peninggi Badan, Cream Selulit,
Pemutih Gigi, Pembersih Selangkangan/ Ketiak,
Pemerah Bibir, Penghilang Bekas Luka, Perapet Veggy,
ALAT BANTU SEXSUAL PRIA WANITA DEWASA
tlp: 0822 2121 8228 BBM.24CEE3AE MR.SHOLE
.....
Posting Komentar